Upacara Kasada 2014
Visit Probolinggo – Masyarakat Tengger yang bermukim di lereng Gunung Bromo lekat dengan tradisi turun-temurun, salah satunya Upacara Kasada / Yadnya kasada. Upacara adat ini menjadi salah satu alasan para traveler untuk belajar sedikit tentang tanggalan Jawa. Karena Upacara Kesada dilakukan pada malam ke-14 bulan Kesada. dan pada tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 11 – 12 Agustus 2014.
Pada malam hari ini, masyarakat Tengger mengenakan baju adat untuk memulai prosesi upacara. Kasada diawali oleh pementasan tarian tradisional Rara Anteng dan Jaka Seger. Konon, dua nama ini adalah pasangan yang pertama tinggal di lereng Gunung Bromo. Nama ‘Tengger’ kemudian diambil dari potongan nama mereka.
Acara ini biasanya diawali oleh pementasan tarian tradisional Rara Anteng dan Jaka Seger dan tepat pukul 00.00 WIB, dilakukan pelantikan dukun dan pemberkatan umat di lautan pasir Gunung Bromo. Dukun bagi masyarakat Tengger adalah pemimpin umat dalam bidang keagamaan, yang bertugas memimpin upacara-upacara ritual. Agar mereka bisa diangkat oleh para tetua adat, para calon dukun harus hafal mantera-mantera. Jumlah manteranya tidak sedikit dan lafalnya sama sekali tidak mudah.
Dukun yang terpilih lalu memimpin rombongan suku Tengger naik ke puncak Gunung Bromo, 2.392 mdpl. Mereka membawa sesaji dalam jumlah banyak, berupa hasil pertanian, buah-buahan, juga hewan ternak. Sesaji inilah yang menjadi persembahan untuk arwah para nenek moyang. Sesaji itu lalu dilempar ke dalam kawah sebagai pengantar harapan akan hidup yang lebih makmur.
Asal usul Upacara Kasada
Upacara Kasada terjadi beberapa abad yang lalu “Pada masa pemerintahan Dinasti Brawijaya dari kerajaan Majapahit, permaisuri dikaruniai anak perempuan yang bernama Roro Anteng. Setelah beranjak dewasa sang Putri jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari Kasta Brahmana yang bernama Joko Seger. Pada saat Kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan dan semakin berkibarnya perkembangan Islam di P Jawa. Beberapa orang kepercayaan kerajaan dan sebagian keluarganya memutuskan pergi kewilayah timur. Dan sebagian besar ke kawasan pegunungan tengger, termasuk Roro Anteng dan Joko Seger.
Setelah mereka menjadi penguasa diwilayah ini, mereka sangat sedih karena belum dikaruniai seorang anak. Berbagai macam cara mereka coba, sampai pada akhirnya mereka kepuncak Gunung Bromo untuk bersemedi. Akhirnya permintaan mereka dikabulkan dengan munculnya suara gaib, dengan syarat anak bungsu mereka setelah lahir harus dikorbankan kekawah gunung bromo. Setelah mereka dikaruniai 25 orang anak, tiba saatnya mereka harus mengorbankan si bungsu.
Tetapi mereka tidak tega melakukannya, karena hati nurani orang tua yang tidak tega membunuh anaknya. Akhirnya sang dewa marah dan menjilat anak bungsu tersebut masuk kekawah gunung, timbul suara dari si bungsu agar orang tua mereka hidup tenang beserta saudara-saudaranya. Dan tiap tahun untuk melakukan sesaji yang dibuang ke gunung bromo. Sampai sekarang adat istiadat ini dilakukan secara turun menurun.
Menyaksikan Upacara Kasada
Menyaksikan upacara Kasada tentu akan menambah pengalaman dan pengetahuan tentang khasanah budaya Indonesia. Jika Anda ingin menyaksikan upacara ini datanglah sebelum tengah malam agar mendapatkan tempat terbaik untuk menyaksikan rangakaian upacara Kasada. Upacara Kasada selalu menjadi daya tarik tersediri bagi wisatawan, sehingga jalan akan macet, penuh dan sesak.
Perlu diperhatikan juga untuk tetap beriringan bersama rombongan penduduk saat menuju arah bawah gunung agar tidak tersesat akibat kabut yang tebal dan arah pandang yang terbatas. Bagi anda yang mempunyai rencana berwisata ke Gunung Bromo moment ini bisa dijadikan agenda untuk berkunjung kesana sekaligus menyaksikan jalannya Upacara Kasada Tahun 2014